DI BANYAK tempat, kekayaan alam senantiasa dimanfaatkan bagi kehidupan. Dalam menghadapi keterbatasan pelayanan kesehatan, nenek moyang masyarakat di beberapa desa di Dompu dan Bima memanfaatkan tumbuhan-tumbuhan sebagai obat. Salah satunya adalah pohon Songga atau Bidara Pahit atau dalam bahasa latinnya disebut strychnos ligustriana BL, yang sejak lama telah dipakai sebagai obat malaria oleh masyarakat.
Sejak lama, pohon ini terutama kayu dan buahnya dimanfaatkan masyarakat di Bima dan Dompu sebagai obat tradisional untuk mengobati sakit malaria, panas dingin dan lain-lain. "Cara pengobatannya sederhana, buah Songga yang bulat biasanya langsung ditelan dua hingga tiga biji. Atau, kayunya direndam beberapa waktu bahkan ada yang memasaknya dengan rempah-rempah, kemudian airnya diminum," Air rendaman ini, rasanya luar biasa pahit.
Dulu, orang memakan biji songga dalam keadaan sakit atau pun tidak. Tampaknya hal ini dimaknai sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit. Ia mengatakan, orang dulu percaya ketika memakan tiga butir biji songga, maka akan terhindar dari penyakit selama setahun, demikian seterusnya. Bagi mereka yang sakit, termasuk anak-anak, juga tidak lepas dari pemberian obat tradisional ini, sebagai upaya mengobati penyakit tersebut.
Rasa pahit yang amat sangat dari biji, buah dan kayu songga bisa terasa dalam waktu yang sangat lama. Maka sebagai penawarnya, biasanya dipakai asam atau bubuk kopi. Rasa pahit ini tidak bisa hilang jika ditawar dengan gula atau jajanan. Inilah yang membuat anak-anak kerap merasa tidak nyaman jika diberi obat songga.
Orang Bima sering menyebutnya sebagai obat Kina alami karena rasa pahitnya melebihi pahitnya obat Kina. Obat Kina merupakan obat modern yang diberikan oleh para mantri, dikonsumsi oleh masyarakat di Bima dulu, adalah obat yang rasanya pahit yang biasanya diberikan pada saat mereka terserang panas tinggi yang biasanya diidentifikasi sebagai malaria, terutama saat musim hujan tiba.
Songga adalah tumbuhan sebatang pohon dengan ciri kayu ular yang tegak lurus lazimnya setinggi pohon jeruk. Batangnya tidak lebih besar dari paha, bersudut dan berjendul. Kayunya berwarna kuning pucat, keras dan kuat. Pangkal dari batang dan akarnya agak lebih kuning. "Semua bagian pohon ini pahit dan yang terpahit adalah buah dan akarnya kemudian pangkal batang dan daunnya," kata Mustamin, pensiunan Dinas Kehutanan Dompu yang kini menggeluti usaha pembuatan gelas dari kayu songga. Di Pulau Sumbawa pohon ini banyak tumbuh terutama di bagian Timur.
Di Bima kayu songga banyak terdapat di daerah Kilo. Sedangkan di Dompu masih bisa ditemukan kayu songga di Hu’u dan Manggelewa. Kayu pahit ini juga dapat ditemui di pulau Jawa bagian timur, menyebar juga di Rote NTT, Timor dan pulau-pulau yang berdekatan. Pohon ini tumbuh liar di daratan dan pematang gunung. Di Bali, kayu songga bisa ditemui di pesisir Taman Nasional Bali Barat.
Menyembuhkan Penyakit
Dari beberapa hasil penelitian yang belum dipublikasikan, kayu songga mengandung zat yang dapat mengurangi atau bahkan menyembuhkan penyakit atau gejala-gejala tubuh yang membuat penderita tidak nyaman seperti malaria, diabetes, darah tinggi, darah kotor, kurang darah, gangguan pencernaan, badan panas dingin, cacing perut, cacar air, kurang nafsu makan, badan lemah, penguat lambung, bisul, jerawat, ejakulasi prematur, gigitan ular berbisa untuk mengurangi dampak racun gigitan ular berbisa dan lainnya. “Namun, sayang hasil penelitian beberapa pihak ini belum ditandatangani sebagai syarat legalnya hasil penelitian,”.
Dalam kayu songga, terdapat unsur zat atau bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai pengobatan berbagai penyakit. Nilai ekonomis dari kayu songga sangat potensial. Hanya, kayu ini kini sangat langka. Sebenarnya banyak pengrajin yang sudah menekuni usaha pembuatan gelas songga ini tapi karena kelangkaan dan dilindunginya jenis kayu songga, membuat tidak lagi banyak pengrajin yang bertahan. Mereka hanya membuat gelas songga ketika bahan bakunya ada. Masyarakat terutama para pengrajin belum ada yang membudidayakan kayu jenis ini, sementara ini masih mengeksploitasi bahan baku yang ada saja. Mengingat nilai ekonomis yang potensial ini
Meski sekarang kemajuan teknologi kesehatan dengan beragam obat yang praktis dan mudah, masih ada saja orang yang mengonsumsi Songga untuk obat malaria. Obat alami yang sangat dipercaya masyarakat dulunya, kini telah tergeser oleh kemajuan zaman dan hampir dilupakan. Namun, beberapa orang di antaranya, masih menyelamatkan tradisi dan kearifan lokal ini untuk mempertahankan peninggalan nenek moyangnya dalam bidang kesehatan. kayu Songga yang fungsinya tetap sebagai obat tradisional yaitu dengan membuat gelas-gelas dari kayu Songga.
Gelas songga dibuat dengan berbagai model tergantung pesanan dan juga dengan berbagai ukuran dan ketebalan. Rasa pahit sebagai obat tradisionalnya mampu bertahan hingga tiga-enam bulan jika tidak dipergunakan setiap hari. "Namun, jika dipergunakan tiap hari, rasa pahitnya bertahan hingga satu bulan, Cara menggunakan gelas songga sebagai obat tradisional sederhana saja. Gelas direndam dengan air putih biasa, tidak perlu air panas, dalam waktu 5 menit rasa pahitnya akan terasa maksimal. Tidak perlu menggunakan air panas, karena bisa menyebabkan gelas cepat retak bahkan pecah. Karena jenis kayunya yang keras, tidak cocok dengan air panas karena akan menyebabkan keretakan gelas.
Dalam pembuatannya, gelas songga juga memperhatikan keamanan produk. Jika di bagian luar gelas diperhalus dan dipercantik dengan pernis, namun bagian dalamnya dibiarkan alami dan terhindar dari bahan-bahan kimia. Gelas songga, salah satu obat tradisional yang masih bertahan di tengah makin majunya ilmu kesehatan dan kedokteran masa kini.
Untuk Pemesanan Diatas 10 Buah Gelas Kayu Songga
GRATIS 1 (satu)
Jika kalian berminat untuk membelinya. Kalian bisa lalngsung ke situsnya FACEBOOK atau WEBSITE
Perhatian..! !
- Khusus penderita Maag dan darah rendah agar tidak terlalu banyak mengkonsumsi.
- Untuk menghindari pecah/ retak selama penyimpanan, simpan gelas pada tempat yang sejuk ( Suhu ruang)
Kayu songga merupakan herbal tradisional masyarakat Nusa Tenggara Barat yang dipercaya
secara turun menurun sejak zaman dahulu.
secara turun menurun sejak zaman dahulu.
A 1
Harga Rp
|
A 2
Harga Rp
|
| |
A 3
Harga Rp
|
A 4
Harga Rp
|
Untuk Pemesanan Diatas 10 Buah Gelas Kayu Songga
GRATIS 1 (satu)
Harga tersebut belum termasuk Ongkos Kirim
Khasiat dan kegunaannya dapat mengobati |
* Jantung * Asam Urat * Kencing Manis * Reumatik * Sakit Pinggang * Darah Kotor * Panas Dalam * Paru-paru Basah * Sakit Perut * Kurang Nafsu Makan * Lemah Syawat * Infeksi Kandungan * Melancarkan Asi * Gejala Stroek * Anti Oksidan * Asma * Stamina * Untuk Perokok * Dll |
Perhatian..! !
- Khusus penderita Maag dan darah rendah agar tidak terlalu banyak mengkonsumsi.
- Untuk menghindari pecah/ retak selama penyimpanan, simpan gelas pada tempat yang sejuk ( Suhu ruang)
Cara Pakai : Cukup untuk memasukan air kedalam cangkir (kayu songga), biarkan beberapa menit lalau di minum. | Keterangan : Apabila cangkir tersebut Pecah / retak ( jangan dibuang ) sediakan panci dengan air secukupnya lalu dimasak hingga mendidih (kayu songga) setelah itu campur dengan air dingin ( untuk mandi ) Kasiatnya untuk menghilangkan Alergi Kulit, Bau Badan , Dll |
Untuk Keterangan Lebih Lanjut, Hubungi Kami di : | |
Contact Person | 0822 6258 6606 / 0877 8722 5110 |
Alamat | Jln. Pancoran Barat IXa Kl. Pancoran Kc. Pancoran Jakarta Selatan. |
manfaat_kayusongga@yahoo.com |